Islam Eksklusif Transnasional Merebak Di Kampus-Kampus Negeri

EXECUTIVE SUMMARY
“ISLAM EKSKLUSIF TRANSNASIONAL MEREBAK DI KAMPUS-KAMPUS NEGERI”
(Ringkasan Laporan Penelitian Kualitatif di Delapan PTN Jawa Tengah dan DIY)
1. Latar Belakang
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan 7 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) disusupi paham radikal, bahkan, hampir semua PTN, dari Jakarta hingga Jawa Timur, terkena paham radikal dengan tingkat keterpaparan bervariasi. Badan Intelijen Negara (BIN) membenarkan pernyataan BNPT tersebut, dan menambahkan bahwa 39 persen mahasiswa PTN di 15 provinsi tertarik ke paham radikalisme.
Pernyataan BNPT dan BIN tersebut perlu diperhatikan dengan seksama, karena PTN merupakan masa kini dan masa depan Indonesia, sebab civitas academica unggulan Indonesia berada di PTN. Alumninya pun akan mengisi peran-peran penting dalam dunia sosial ekonomi, sosial politik, kebudayaan, dan kemasyarakatan. Dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan, mereka yang diharapkan menjadi pengawal keberagaman bangsa dan demokrasi. Namun bagaimana bila PTN, dan khususnya PTN umum, justru menjadi tempat paling subur bagi gerakan dakwah?
Penelitian ini merespon dan menindaklanjuti berbagai temuan lapangan sejumlah penelitian. Misalnya yang dilakukan oleh PPIM UIN Syarif Hidayatullah, LIPI, dan BNPT. Lembaga-lembaga tersebut menunjukkan secara statistik tingginya potensi intoleransi kekerasan dan radikalisme. Yang dimaksud dengan radikalisme tersebut adalah paham Islam garis keras yang intoleran, serta pada taraf tertentu membenarkan ekstremisme kekerasaan setingkat terorisme. Penelitian ini mengambil posisi untuk mendalami dan memahami bagaimana potensi yang ditemukan penelitian-penelitian terdahulu dapat terbentuk. Oleh sebab itu penelitian ini akan melihat secara khusus gerakan Islam di kampus.
Pengamatan awal penelitian ini menemukan bahwa sebagai gerakan Islam di kampus berkiblat ke gerakan-gerakan Islam di Timur Tengah, sementara sebagian lain mengakar pada organisasi Islam di Indonesia. Kedua kiblat tersebut menciptakan dua paradigma khas yang berbeda. Dalam penelitian ini, gerakan Islam yang berkiblat ke Timur Tengah disebut sebagai gerakan Islam transnasional, dan menyebut gerakan Islam yang mengakar di Indonesia dengan gerakan Islam nasional. Pengamatan awal penelitian juga menunjukkan bahwa aktor utama gerakan dakwah Islam di kampus selama beberapa dekade terakhir adalah kelompok gerakan Islam transnasional, yaitu kelompok gerakan yang berorientasi kepada Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan Salafi.
Penelitian dilakukan di delapan PTN di Jawa Tengah dan Yogyakarta, meliputi UNSOED, UNNES, UNDIP, UNS, UGM, dan UNY serta dua PTN agama yaitu IAIN Purwokerto dan IAIN Surakarta. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa PTN umum merupakan lokasi yang paling mudah terpapar paham Islam garis keras. Selain itu di sana juga aktor-aktor kelompok gerakan Islam transnasional mudah dijumpai. Sementara PTN agama turut diteliti karena asumsi bahwa PTN berbasis agama Islam lebih imun dari paparan radikalisme.
Dengan mendalami gerakan Islam di kedelapan kampus di atas, penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman yang cukup mendalam mengenai latar belakang tingginya potensi intoleransi yang berkembang di kampus umum.
Leave a Reply